Meningkatkan Potensi dan Ekonomi Warga Desa Wotan dan Sukodono Mahasiswa KKN Unmuh Gresik Mengadakan Program Pengadaan Kelas Taman Posyandu (Tampos) dan Pengolahan Limbah Cair.

  • Whatsapp

Potensi merupakan sesuatu hal yang perlu di cari, lalu diasah dan dikembangkan hingga bisa menghasilkan sesuatu yang menguntungkan bagi diri sendiri maupun banyak pihak. Salah satu yang kami lakukan sebagai Mahasiswa KKN untuk meningkatkan potensi dan ekonomi warga Desa Wotan dan Sukodono kami mengadakan 2 program kerja.

Program kerja kami yang pertama adalah

Bacaan Lainnya

pengadaan kelas bagi taman posyadu. Kegiatan ini diselenggarakan di desa wotan, kecamatan Panceng. Untuk pendekorasian kelas tersebut dilaksanakan dalam jangka waktu 3 hari, terhitung mulai tanggal 30 Agustus 2022. Dengan adanya kelas ini diharapkan anak-anak lebih nyaman dan gembira dalam mengikuti kegiatan taman posyandu. Ujar Bu Kepala Desa Wotan.

Gambar Pengerjaan Taman Posyandu

 

Kami mahasiswa KKN ikut serta dalam membantu ibu-ibu tampos dalam mengerjakan kelas tersebut selama 3 hari. Dihari pembukaan pertama kelas tersebut berlangsung sangat meriah, para ibu-ibu serta anak-anak sangat antusias dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan kelas. Setelah kelas usai, ada kegiatan syukuran atau makan bersama sebagai bentuk rasa syukur warga setelah dibuka kelas tersebut. 

Gambar Kelas Setelah dihias

 

Gambar kelas ketika kegiatan belajar mengajar dilaksanakan

 

Tidak berhenti sampai disitu, pada kesempatan lain di desa Sukodono kecamatan Panceng, kami juga membuat program kerja POC atau Pupuk Organik Cair yang mana merupakan larutan hasil dari pembusukan bahan-bahan organic yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari 1 unsur.

Pupuk organic cair dapat dibuat dari beberapa jenis sampah organic yaitu sampah sayur baru, sisa sayuran basi, sisa nasi, sisa ikan, ayam, kulit telur, sampah buah seperti papaya, semangka, mangga, dll.

Gambar sosialisasi daur ulang limbah cair menjadi pupuk

Di desa Sukodono Kecamatan Panceng, mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, baik di ladang, disawah, ataupun di pekarangan rumah. Untuk dipekarangan rumah mereka biasanya cenderung menanam tanaman yang menghasilkan sayuran dan buah-buahan. Sayur dan buah yang dihasilkan mereka sortir kembali untuk dibedakan mana yang layak di jual, mana yang bisa dikonsumsi sendiri dan mana yang tidak layak untuk dikonsumsi. Untuk yang tidak layak dikonsumsi ini biasanya adalah sayur dan buah yang sudah busuk lalu setelahnya akan dibuang. Karena banyaknya sortiran buah yang tidak layak dikonsumsi dan setelahnya akan dibuang, maka hal ini dapat membuat petani merasa rugi dan terbuang sia-sia.

 

Gambar praktek daur ulang limbah cair menjadi pupuk

Sebab itulah kami dan beberapa warga desa mencari cara agar buah dan sayur yang tidak layak di konsumsi tersebut tidak terbuang sia-sia, karena dasarnya Desa Sukodono Kecamatan panceng ini merupakan wilayah food estate yang memiliki tujuan untuk meningkatkan cadangan pangan nasional, salah satunya dengan cara meminimalisir kerugian dan hasil panen yang terbuang.

Dari buah busuk tersebut kami mempunyai ide untuk mengolahnya menjadi pupuk cair organic yang biasa disebut POC, buah busuk yang ada kami fermentasi bersama dengan EM4 dan gula merah yang dilarutkan bersama dengan air selama 10 hari yang diletakkan ditempat yang tertutup rapat, seperti botol, gallon, atau kaleng. Setelah 10 hari cairan fermentasi tersebut kita saring untuk memisahkan cairan dan buah busuk yang tercampur didalamnya. Cairan yang sudah disaring selanjutnya bisa langsung diaplikasikan ke tanaman, baik tanaman biasa maupun tanaman hidroponik. Warna pupuk organic yang benar-benar baik dan optimal adalah berwarna kuning kecoklatan. Dapat diaplikasikan ke tanaman satu hingga dua kali sehari.

Dengan adanya cara pengolahan ini, petani akan semakin hemat dalam hal pembelian pupuk dan meminimalisir kerugian karena banyaknya buah busuk yang mereka dapatkan dapat diolah kembali sehingga tidak terbuang sia-sia.(PimpUm FRK²²)