Jawa Timur,AnkasaPost.Id-Jawa Timur memang daerah yang dianggap lemah bagi elektabilitas Anies, namun hari ini Jum’at, 17 Maret 2023, anggapan seperti itu tak selamanya benar, karena terbukti Jawa Timur hangat menyapa dan menyambut Anies.
Hari ini saya menjadi saksi setidaknya seperti apa sambutan masyarakat Jawa Timur kepada Mas Anies yang hari ini, Jum’at ( 17/3/23 ) memulai perjalanan muhibahnya ke Jatim dengan tajuk simphony kebangsaan.
Setidaknya ada tiga tempat yang menjadi indikasi hangatnya masyarakat Jawa Timur menerima kedatangan Mas Anies, Pertama, ketika Mas Anies menjejakkan kakinya di bandara Juanda, Sidoarjo, ribuan warga menyambut kedatangannya dengan gegap gempita.
Kedua, ketika beliau menjalankan ibadah sholat Jumat dan menemui para simpatisannya di SWK Gayungsari, hal yang sama ribuan warga berjejal menyambut dan meminta melakukan foto bersama.
Ketiga, ketika berada di Dyandra Convention Hall, tempat pertemuan antara Mas Anies dengan Parpol Koalisi perubahan serta para relawannya. Tak kurang dari 4000 orang menyambut dan mendengarkan pidatonya. Kapasitas gedung penuh bahkan sebagian tak kebagian tempat duduk. 4000 berdasar informasi pengelola gedung bahwa kapasitas gedung ini adalah 4000 orang.
Hangatnya sambutan warga Jawa Timur dan Surabaya pada khususnya, menjadi penegas bahwa isu isu yang disebarkan oleh para buzzer dan pembenci Anies bahwa Jawa Timur dan Surabaya menolak kedatangan Anies hanyalah hoax dan isapan jempol belaka. Jawa Timur bahkan tidak menganggap Anies sebagai orang lain, Jawa Timur dan Surabaya menganggap Anies sebagai bagian dari keluarga besarnya.
Suasana hangat dan kekeluargaan inilah yang setidaknya akan menjadi modal sosial Mas Anies untuk merajut simphony kebangsaan, yang menurutnya bahwa bangsa ini butuh seorang pemimpin yang mampu menjadi dirigen. Memimpin sebuah orkestra, semua mampu memainkan perannya dalam partitur partitur yang tepat. Bagi Anies bangsa Indonesia yang penuh keragaman ini adalah karunia, ini sebuah kekayaan, bila dikelola dengan baik akan menghasilkan energi baik bagi kesadaran menghadirkan konstitusi dalam kehidupan nyata.
Kedatangan Anies di Surabaya yang merupakan miniatur Jawa Timur mampu memberi kesan bahwa Surabaya dan Jawa Timur merupakan contoh baik dalam membangun tradisi demokrasi.
Mas Anies mengaku terkesan dengan pola demokrasi warga Jawa Timur. Bagaimana mereka menginginkan perubahan besar untuk membangun negara yang lebih baik kedepannya. Masyarakat Surabaya dan Jawa Timur sangat terbuka, hangat dan jujur apa adanya. Inilah yang menurutnya sudah hampir hilang di negeri ini. Saatnya bangsa ini kembali ke jati dirinya sebagai bangsa yang terbuka, jujur dan apa adanya. Inilah ciri bangsa yang merdeka.
Penutup rangkaian kegiatan Mas Anies menyapa warga Jawa Timur di Surabaya dihari pertamanya kemarin, beliau berdiskusi dengan 100 pemimpin media dan jurnalis yang ada di Surabaya dengan nama “Chief Editor Meeting”. Tak kalah hangatnya dengan rangkaian kegiatan sebelumnya, dalam forum itu Mas Anies mampu menjelaskan dengan baik gagasan – gagasan tentang kenapa beliau hadir terpanggil untuk berkontestasi dalam pilpres 2024.
Mas Anies bercerita, suatu saat beliau diminta oleh keluarga besarnya untuk menghadiri upacara di istana, beliau tergetar hatinya ketika melihat sang saka merah putih dikibarkan. Dalam benak Mas Anies, kita ini, hari ini begitu mudahnya dimana mana mengibarkan bendera merah putih, tapi tahukah kita bahwa kemudahan yang kita miliki hari ini adalah hasil perjuangan panjang dan sulit para pejuang dan pendiri bangsa?
Sebagai cucu Pahlawan Nasional, Anies merasa terpanggil untuk tetap menjaga apa yang menjadi cita cita mereka yang tertuang dalam UUD 1945 dan Pancasila.
Bagi Mas Anies ini adalah sebuah panggilan dan kesadaran yang harus dia lakukan, sebagaimana kakeknya AR Baswedan ketika memilih jalan perjuangan untuk memerdekakan Indonesia. Kalau berpikir tentang dirinya, kakek Anies sudah selesai dengan seluruh kekayaan yang dimiliki, tapi bukan itu yang menjadi pilihannya, Kakek Anies memilih berjuang dan apa yang terjadi, meski beliau pernah menjadi menteri, diakhir hayatnya, rumahpun tak punya.
Jalan hidup kakeknya inilah yang menjadi pilihan Mas Anies saat ini, menjaga dan merawat apa yang pernah diperjuangkan oleh mereka para pejuang dan pendiri bangsa.
Jalan hidup kakeknya inilah yang menjadi pilihan Mas Anies saat ini, menjaga dan merawat apa yang pernah diperjuangkan oleh mereka para pejuang dan pendiri bangsa.
Menghadirkan kembali narasi konstitusi dalam kehidupan nyata yang bisa dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia.
Jangan biarkan Mas Anies berjuang sendirian, Jawa Timur dan Surabaya harus melebur menjadi energi besar Mas Anies dalam mewujudkan itu.
Tidak ada yang tidak mungkin begitu kata Mas Anies, bagi Mas Anies ketulusan dalam perjuangan adalah pintu menuju tercapainya apa yang kita cita citakan.
Dibalik kesulitan pasti lah akan ada kemudahan, begitulah Allah menegaskan dalam firman Nya, kata kuncinya ada dua, berharap dan berdoa. Maka marilah kita pupuk harapan perubahan Indonesia kearah yang lebih baik lagi, Indonesia yang mampu mewujudkan keadilan sosial bagi rakyatnya, dan tentu harapan ini sekarang berada dipundak Mas Anies, jangan biarkan Mas Anies sendirian. Sebagai masyarakat yang hidup di kota pejuang, kota yang dikenal dengan kota pahlawan, masyarakat Surabaya dan Jawa Timur tak ada pilihan, kalau kita masih cinta NKRI dan berharap Indonesia baik baik saja, maka berjuang bersama Mas Anies adalah sebuah keniscayaan.
Surabaya, 18 Maret 2023
Isa Ansori
Akademisi dan Kolumnis