MOJOKERTO,AnkasaPost.Id- Pengerjaan delapan proyek strategis pengendalian banjir di Kabupaten Mojokerto terus dikebut. Bahkan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) menargetkan pengerjaan multi fungsi pengendalian banjir itu akan rampung sebelum peralihan musim, pada November 2023.
Kepala DPUPR Kabupaten Mojokerto, Rinaldi Rizal Sabirin melalui Kabid SDA, Rois Arif Budiman menjelaskan, progres pelaksanaan 8 proyek strategis pengendalian banjir telah sesuai target.
Delapan proyek pengendalian banjir itu di antaranya peningkatan Afvour Sumberwaru, Sungai Sumberkembar, pengambilan atau rehab irigasi konstruksi di Wonokusumo, bendung Balongmasin dan Irigasi Tamansari, irigasi Sukoanyar, peningkatan bendung sadar serta bendung Jabontegal.
“Ada 8 paket pekerjaan yang rata-rata progresnya saat ini telah mencapai 50-60 persen. Tentu ini multi fungsi karena rehab, ada peningkatan Sungai dan irigasi yang itu juga untuk pengendalian banjir,” ucap Rois di DPUPR Kabupaten Mojokerto, Jumat (8/9/2023).
Ia mengatakan delapan proyek pengendalian banjir dengan nilai kontrak sekitar Rp 6 miliar tersebut sudah berjalan selama tiga bulan.
“Estimasi seluruh pengerjaan selama lima bulan ditargetkan rampung awal November. Karena sesuai BMKG musim hujan pada bulan November, sebelum itu kita targetnya semuanya tuntas,” jelasnya.
Menurut Rois, pengerjaan konstruksi peningkatan Afvour dan irigasi diawal memang membutuhkan waktu yang cukup lama hingga tiga bulan. Hal ini menyusul konstruksi bangunan yang dilakukan di dalam air sungai.
“Dalam segi teknis bentuknya seperti kurva S, diawal konstruksi memang cukup lama. Namun kalau sudah di atas air sudah signifikan lebih cepat. Rata-rata di awal konstruksi semuanya di bawah air memang progressnya sedikit melambat,” bebernya.
Rois menyebut delapan proyek strategis adalah prioritas untuk pengendalian banjir dan menjaga sistem irigasi distribusi air ke areal persawahan.
“Bagi kita semuanya prioritas, dari peningkatan Afvour Sadar Tengah, ke arah timur Jabontegal, Balongmasin, Kecamatan Pungging. terakhir di Sungai Sumberwaru itu, Kembangsri, dan Candiharjo, Kecamatan Ngoro,” pungkasnya (Red)