Ankasapost.id-Banyuwangi || Carut marut
administrasi di RSUD Blambangan Banyuwangi tercermin dari kebijakan dan peraturan yang tidak populer mulai dari (SOP) pelayanan, pasien pengunjung, pengamanan, security hingga parkir pun bermasalah ternyata kebijakan itu muncul dari seorang direktur utamanya yang bukan ahli di bidangnya,
Sabtu 21/10/2023.
Rumah sakit adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang mempunyai posisi inti dalam pelayanan kesehatan dan medis
hal ini tercermin dari adanya peraturan perundang – Undangan yang khusus mengatur mengenai rumah sakit, yaitu Undang – Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Pasal 34 ayat (1) Undang – Undang Rumah Sakit menyatakan bahwa, “Kepala Rumah Sakit bener bener seorang tenaga medis yang mempunyai kemampuan khusus dan keahlian terampil di bidang khusus keahlianya.
Ketentuan ini dipertegas oleh Pasal 10 ayat (1) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 971/Menkes/Per/XI/2009 tentang Standar Kompetensi Pejabat Struktural Kesehatan yang menyatakan bahwa, “Direktur Rumah Sakit harus seorang tenaga medis yang mempunyai kemampuan dan keahlian di bidang perumahsakitan.”
Di dalam ketentuan tersebut diatur bahwa Direktur Rumah Sakit didampingi oleh beberapa Wakil Direktur yang meliputi Wakil Direktur yang membidangi Pelayanan Medis Rumah Sakit, Wakil Direktur Administrasi Umum, Wakil Direktur Keuangan, Wakil Direktur Sumber Daya Manusia, Wakil Direktur Pendidikan.
Berdasarkan ketentuan Undang – Undang Rumah Sakit dan Peraturan Menteri Kesehatan tersebut, dapat ditafsirkan bahwa yang dimaksud dengan Kepala Rumah Sakit dan Direktur Rumah Sakit adalah Direktur Utama Rumah Sakit atau biasa disebut sebagai (CEO – Chief Executive Officer). Intinya, Direktur Utama Rumah Sakit harus seorang tenaga medis atau Dokter.
Tim