Lampung Timur, Ankasa Post, Id.Pesta Demokrasi dalam rangka Pemilihan Kepala Desa Jaya Asri yang di gelar pada 30 Oktober 2023, ternyata menuai polemik di tengah tengah Masyarakat.
Lantaran dendam dan sakit hati secara pribadi terhadap Kepala Desa ( Suparmin) dan selepas Pilkades selesai di laksanakan, keesokan harinya tepatnya pada Hari selasa Tanggal 31 Oktober 2023, Gunawan calon nomor urut 3, yang di temani oleh kerabatnya sengaja berkunjung di kediaman Ngadisan, yang notabenya merupakan lawan politik dalam Pilkades.
Mengutip dari bahasa Ngadisan kepada Awak Media ini, bahwasannya kedatangan Gunawan yang di dampingi langsung oleh kakak dari Gunawan yang berdomisili di Gunung pada siang hari di kediamannya bahwasannya selain silaturahmi dan meminta maaf Gunawan pun memafarkan akan hasil Pilkades yang sesungguhnya dengan menggunakan bahasa jawa.
” Kang piro piro luputku karo kowe aku njalok sepurane, kang nek aku karo kowe gak eneng masalah, tapi jujur wae aku secara pribadi sakit hati karo Pak Parmin, dadi kekalahanmu iku nang tanganku, mergo nek kowe seng menang mengko ndase Pak Parmin tambah gede. karna aku sakit hati karo Pak Parmin jujur kang suaraku tak nekne nang gone Pak Yusuf( Muh) kabeh pendukungku tak kon milih Pak Muh, aku juga nuku wong terus tak kon milih Pak Muh, aku juga entek akeh sekitar seket juta, tapi iku uduk duitku dewe, iku duite wong kang. bahkan aku dewe wae milih Pak Muh, aku lo ora milih aku. Jujur kang tak akoni nek aku ora bakal iso ( kuat) nguber bitingmu( suara) mergo aku sakit hati karo Pak Parmin ahire suaraku tak playokne nang Pak Muh, jujur kang sak benere kowe iku menang kang, tur Pak muh iku ora ono apa apane kang adoh nang ngesormu, tapi mergo sakit hatiku karo Pak Parmin terpaksa iku tak lakoni kang, yo luputku kang kekalahe sampean ncen mergo aku kang, ucap Gunawan terhadap Ngadisan.
Mendengar apa yang di lontarkan Gunawan tentu saja sontak membuat hati Ngadisan kaget dan emosi, karena adanya jiwa yang besar yang di miliki oleh Ngadisan, hal tersebut yang tentunya walau dengan penuh amarah Ngadisan tetap bisa menahan diri dan tidak meluapkan emosinya terhadap Gunawan yang di anggapnya telah membuat lubang untuk kekalahannya ujar Ngadisan.
Mendengar adanya kekalahan Ngadisan, yang ternyata semua itu akibat perbuatan Gunawan, tentu saja hal tersebut menyulut reaksi Masyarakat khususnya bagi pendukung Ngadisan, yang sehingga Masyarakat beragapan Pilkades tersebut tidak fer bahkan kotor serta tidak jujur, bahkan telah mencederai Demokrasi, dengan cara melakukan politik uang ( Money Politik) yang di lakukan oleh Gunawan guna memenangkan salah satu calon, hanya karena dendam pribadinya terhadap orang lain.
Selanjutnya tepatnya pada hari Kamis tanggal 2 Nofember 2023 Ngadisan melakukan laporan ke Panwasdes setempat, yang bertujuan bahwasannya untuk sekiranya dan sebagai langkah awal dalam menempuh dan sekaligus mencari keadilan sebagai calon yang terzolimi oleh Gunawan.
Laporan tersebut di terima langsung oleh Ketua Panwasdes ( Basri) yang di saksikan langsung oleh Panitia Pilkades, dalam penyampaiannya Basri, menuturkan bahwasannya karena batas waktu yang di tentukan sangat singkat maka dalam hal ini Paswasdes akan segera menindak lanjuti persoalan ini, dan akan sesegera memanggil baik pelapor dan para saksi untuk di mintai keterangannya kata Basri.
Lebih lanjut Ngadisan dengan tegas menyampaikan, bahwa kalau kekalahan yang saya dapat memang benar benar hasil dari Demokrasi yang Jurdil tanpa adanya pihak lawan yang dengan sengaja berbuat curang, saya nglegowo dan menerima dengan lapang dada. Namun karena kekalahan saya yang di akibat ulah dari Gunawan, hanya karena dendam pribadinya terhadap Pak Parmin, dan saya yang di jadikan pelampiasan dendamnya dengan dan harus menelan pil pahit, tentu saja hal itu selain tidak di benarkan juga bagian dari kezoliman terhadap saya, dan sebuah kejahatan serta penghiatan terhadap Demokrasi, maka dalam hal ini bagi saya bukanlah sesuatu yang berlebihan bilamana semua itu harus saya lawan, ibarat kata kalau memaafkan itu sesuatu yang mudah dan gampang, namun untuk melupakan tentu saja tidak bisa. Jadi bukan berarti saya tidak terima dengan kekalahan ini, melainkan saya tidak terima dengan perlakuan Gunawan yang telah menjadikan saya sebagai tumbal atas kebenciannya terhadap Pak Parmin, bagi saya dari apa yang telah di lakukan Gunawan sungguh di luar nalar bagi orang yang berfikir normal, kenapa harus saya katakan hal tersebut, karena pada umumnya yang namanya calon biasanya berjuang untuk kepentingan pribadinya, namun kali ini justru apa yang terjadi ada calon yang dengan sengaja berjuang untuk kepentingan lawan, terlebih sampai melakukan Politik Uang, intinya hal ini akan saya kejar dan saya persoalkan walau sekalipun sampai ketingkat Hukum tegas Ngadisan.
Di sisi lain Masyarakat berharap untuk di lakukan pemilihan ulang, dengan dan tanpa adanya praktek Politik Uang, yang bertujuan demi tegaknya Demokrasi dan aturan yang berlaku.( Bambang)