Lampung Tengah, ankasapost.id-Badan Usaha Milik Kampung (BUMK) yang di anggarkan sejak 2018 di Kampung Kota Batu, Kecamatan Pubian, Lampung Tengah saat ini menjadi sorotan di kalangan masyarakat Kampung Kota Batu.
Menurut masyarakat setempat yang namanya enggan di sebutkan, pertama kali Pihak Kampung menganggarkan untuk Badan Usaha Milik Kampung tersebut di tahun 2018, namun secara nominal mereka tidak tahu persis berapa yang di anggarkan.
Selanjutnya, di ungkapakan nya saat itu Angaran BUMK di Kampung tersebut di belikan beberapa ekor Sapi dan di buatkan kandang oleh Pengurus BUMK, yang menurut kabar bahwa BUMK tersebut bergerak di bidang Usaha Penggemukan Sapi.
Selain itu, ia juga menerangkan bahwa yang mereka tahu selain di anggarkan di tahun 2018 Pemerintah Kampung Kota Batu juga menganggarkan Penambahan Modal untuk BUMK dikmpung tersebut di Tahun-tahun berikutnya.
Adapun penambahan modal tersebut dikarenakan adanya penambahan bidang usaha Kampung yakni penambahan BUMK di bidang perikanan dan pengadaan Wifi bagi masyarakat Kampung Kota Batu.
Sang Narasumber menambahkan, saat ini semua BUMK yang pernah di Anggarkan oleh Pemerintah Kampung Kota Batu melalui Dana Desa sejak 2018 tersebut tidak jelas keberadaan nya, terakhir yang ia tahu sapi yang di miliki BUMK sebanyak 4 Ekor di jual oleh pengurus karena alasan adanya wabah Penyakit Mulut dan Kaki (PMK). Namun sampai saat ini belum jelas terkait penjualan sapi tersebut. Sedangkan Usaha Ikan raib dan Pengadaan Wifi pun tidak pernah terealisasi sampai sekarang.
“Terakhir yang saya tahu ada 4 ekor sapi lalu dijual karena ada Wabah Penyakit PMK, setelah itu gak tau sampai sekarang belum di ganti. Kalo ikan sudah gak ada dan Wifi nya sampai sekarang belum di pasang ” ungkap si pulan.
Sementara dalam penjelasan nya, Karmin yang selaku Ketua BUMK sekaligus menjabat sebagai Kepala Seksi (Kasi) Pemerintahan di Kampung Kota Batu membenarkan bahwa sejak tahun 2018 lalu, anggaran BUMK mencapai sekitar Rp. 201.000.000 yang mana terbagi dalam tiga Usaha seperti yang di informasikan sebelum nya.
Ia juga menegaskan, dari anggaran ratusan juta tersebut modal BUMK saat ini hanya tersisa sekitar Rp. 33.000.000 yaitu dari hasil penjualan sapi yang terkena dampak wabah Jembrana saat itu.
“Saat ini hanya tersisa Rp. 33.000.000 dari hasil penjualan sapi, kalo yang masalah keuangan budidaya ikan dan pengadaan wifi saya gak tahu” Ungkap Kakak kandung Kepala Kampung Kota Batu tersebut pada Senin 17/12/2023.
Anehnya, BUMK di Kampung Kota Batu tersebut di ketua oleh para aparatur Kampung, diduga pembentukan BUMK tersebut tidak melalui proses yang benar dan syarat kepentingan pribadi maupun kelompok, sehingga mekanisme dan manjemen nya amburadul. Masyarakat Kampung Kota Batu berharap adanya pemeriksaan terkait BUMK yang menghabiskan uang Negara ratusan juta tersebut. (Rahman)