Pasuruan, Ankasapost.id Melihat keluhan masyarakat Desa Rebono diseluruh dusun di duga kuat karena adanya campur tangan orang orang yang tidak punya kapasitas di pemerintahan desa Rebono, hal ini sangat disayangkan oleh para tokoh masyarakat dan tokoh agama serta para warga.
Saat ini awak media mencoba mencari kejelasan dan kebenaran atas informasi yang begitu santer dimasyarakat saat ini, bahwa Desa Rebono yang seharusnya ada perubahan dan ada pembangunan ini malah berbalik arah dalam masa jabatan Kades Sumiyati yang masih seumur jagung mulai dilantik 29 Desember 2023 yang lalu dirasakan hanyalah debat usir dan saling tuding dan saling menyalahkan.
Hal ini tidak bisa dipungkiri pasti ada sebab akibat yang membuat Desa Rebono mengalami kemunduran seperti ini diantaranya adalah ikut campur tangannya suami Kades Sumiyati yang sama sekali tidak punya kapasitas untuk mengatur roda pemerintahan Desa Rebono, yang seharusnya Kades Sumiyati.
Diungkapkan oleh para warga yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan ,”Bagaimana Desa Rebono bisa maju, kita sebagai warga desa hanya bisa melihat adanya Pemerintahan Desa sudah mengalami kemunduran seperti ini, apa tidak ingin adanya pembangunan di segala lini”,
Ditambahkan oleh warga tersebut ,”Saya sebagai warga berharap dengan bergantinya kepala desa, yang seharusnya ada perubahan dan pembangunan desa ini malah seorang Kades Sumiyati seperti boneka, dan hanya sebagai status akan tetapi yang melakukan roda pemerintahan desa itu adalah orang orang yang sama sekali tidak memiliki kapasitas, apabila ini diteruskan Pemdes Rebono akan jadi rusak”,
,”Sebenarnya kasus ini sudah ada teguran dari Muspika akan tetapi tetap saja dirinya (suami) menjadi Kades bayangan yang selalu tampil di depan, terus siapa suami Kades Sumiyati itu mas?, alasannya selama ini ingin membantu tapi ini bukan bantu seolah bak kades definitif dan warga wajib panggil dirinya ‘Pak Inggi’, ada ada saja mas lucu banget pokok e”, pungkas warga tersebut.
Dan selama ini Kades Sumiyati pun jarang sekali hadir ke Balai Desa Rebono masyarakat sangat sulit mendapatkan pelayanan, hal ini malah membuat roda pemerintahan Desa Rebono tidak maksimal yang dirasakan masyarakat adalah roda pemerintahan jalan ditempat, dan yang selalu sering hadir dibalai desa malah Kades bayangan.
Dan disaat awak media juga mendapat informasi dari warga, bahwa setelah Dana Desa (DD) 2024 tahap I (Satu) sudah turun diduga kuat untuk belanja SAPI dan dibuat blantik’an di pasar, hal ini jelas sudah melanggar aturan Dana Desa (DD) yang seharusnya difungsikan untuk pembangunan desa, bukan untuk kebutuhan yang lain, yang diduga dilakukan oleh Kades Bayangan (suami) dari Kades Sumiyati tersebut. (Rief)