Kota Pasuruan Madinah Menjadi Madinah Bergoyang……Ancoooorrr

  • Whatsapp

Pasuruan, Ankasapost.id-Melihat kejadian Konser Dangdut di GOR Untung Suropati disaat pelaksanaan Hari Jadi Kota Pasuruan 336 Tahun, dalam Momentum ini malah dikotori dengan salah satu penonton cewek berhijab yang menunjukkan kelakuan yang sepatutnya tidak perlu dicontoh.

 

Bacaan Lainnya

Dan tidak sepantasnya menunjukkan ekspresi dengan bergoyang diatas pundak seorang pemuda yang sangat berlebihan serta sangat erotis dan vulgar, apalagi Kota Pasuruan sesuai visi dan misi Wali Kota Pasuruan Syaifullah Yusuf (Gus Ipul) dalam misinya “Kota Pasuruan Menjadi Kota Madinah”, sepertinya jadi Ambyar bosku.

 

Dengan kasus yang sekarang lagi viral atas kelakuan seronok penonton cewek berhijab menari diatas pundak pemuda disaat konser dangdut di GOR Untung Suropati Pasuruan, banyak menuai komentar negatif dari kalangan masyarakat pasuruan sendiri yang mayoritas sangat religius dan juga di media sosial yang sudah viral.

 

Menurut narasumber yang dikutip lewat tiktok @fathurmedia, salah satu ulama menyampaikan sepintas secara tegas dengan logat bahasa madura,” beremah jiyeh ipul (Gus Ipul), abenta madeddiagih pasuruan menjadi kota madinah benni kota madinah tapeh madediagih madinah bergoyang, mak tak todhus bik para guru bik kyai hamid bik para pejuang see ajegeh pasuruan billen”.

 

Terjemahannya,”bagaimana itu Ipul(Gus Ipul), ngomong menjadikan kota pasuruan menjadi kota madinah bukan kata madinah akan tetapi menjadikan madinah bergoyang, apa tidak malu pada para guru sama Kyai Hamid, sama para pejuang yang selalu menjaga pasuruan mulai dulu”, ungkap ulama tersebut di tiktok @fathurmedia jelaskan.

 

Menyikapi hal ini sebenarnya dari pihak penyelenggara diantaranya Pol PP kota Pasuruan, Polresta Pasuruan, Perizinan kota seharusnya memikirkan dampaknya jangan seakan PAD nya besar lalu di izinkan untuk melaksanakan acara dangdutan sangat besar seperti ini apalagi ini yang di datangkan artis terkenal dan dampaknya banyak ricuh main baku hantam sesama penonton ini bisa menjadi pembelajaran juga untuk kedepannya sebagai bahan koreksi. (Rief)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *