Ponorogo,AnkasaPost.Id-Tak jarang dalam menjalankan profesi wartawan terkadang di sepelekan oleh oknum-oknum pejabt pemerintah saat mau bertemu atau di konfirmasi secara langsung terkait kinerjanya. Padahal di ketahui bahwa lembaga Pers yang dalam hal ini adalah wartawan merupakan salah satu ujung tombak dan penyeimbang penegakan demokrasi di Indonesia.
Salah satu contoh perilaku pejabat yang tak patut di tiru, di tunjukkan oleh Kepala Desa Poko Kecamatan Jambon Kabupaten Ponorogo Jawa Timur.
Yang mana di nilai telah menyepelekan profesi wartawan dengan sikap dan perlakuan tidak menyenangkan dari seorang pejabat. Hal ini di tunjukkan dengan bersembunyinya kepala desa dari wartawan yang ingin menemui dengan tujuan untuk konfirmasi terkait beberapa program pemerintah yang turun.
Bermula saat tiga wartawan dari Media Ronggolawe News (B), Media Angkasa Post (D), dan (N) Media Berita-1 ingin menemui untuk mengadakan konfirmasi terkait beberapa hal kepada kepala desa di kantornya pada Senin (2/12/2024).
Di duga Kades tersebut telah mengetahui kedatangan wartawan, namun tidak bersedia menemui dengan bersembunyi, yang di duga kuat masuk ke toilet samping kantor desanya. Dugaan ini diketahui saat wartawan (B,D) masuk ke ruang kantor desa dan mengetahui atau tahu dugaan kuat masuk ke toilet tersebut (dengan reaksi tutup pintu toilet).
Di tanyakan pada salah satu perangkat (S.N) Kasi Kesejahteraan, dari keterangan mengatakan kepala desanya keluar melihat atau menjenguk warga sakit. “Mbah lurah metu mas, delok wong loro”. Dalam bahasa Indonesia ,”Kepala Desa keluar mas, menjenguk warga sakit, “kata (S.N) kepada Media.
Ironisnya, selama menunggu sekitar tiga jam (sembunyi) okmun kades Poko keluar dari toilet dengan reaksi kabur, yang diduga kuat melompat pagar kantor desa (samping toilet). Jelas tindakan tersebut menghindar, dan sepelekan wartawan.
“Jelas ini kita sudah di sepelekan, dengan sikap yang tak menyenangkan dari seorang kepala desa yang tak mau di temui dan malah menyembunyikan diri. Seharusnya seorang kepala desa bisa menjadi contoh tauladan dan paham etika. Saya jadi bertanya kenapa tidak mau menemui, dan ada apa di balik ketidak beranian kepala desa ini,. “kata (B dan D) awak media.
Patut di sayangkan dengan mental seperti itu sungguh mencerminkan ketidak profesionalan seorang pejabat sebagai pelayan publik, juga secara langsung mempersulit proses dari tugas jurnalistik wartawan di dalam penggalian data dan informasi yang di butuhkan oleh masyarakat.
Dan sampai berita ini di naikan terkait hal tersebut, sementara Camat Balong yang juga sekaligus PLT Camat Jambon belum bisa ditemui atau di hubungi.( dyn.k dan team)