Pasuruan//Ankasapost.Id – Sejumlah wali murid, khususnya di TK PGRI Desa Pakijangan, menyampaikan keluhan terkait sajian Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Rabu, 24 September 2025. Keluhan tersebut menyoroti adanya kuah mie yang tercium bau serta ayam yang tampak mengeluarkan busa.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kidul Dalem Wonorejo, Ahmad Sayyidani Haqiqi, memberikan klarifikasi resmi.
“Perlu kami luruskan bahwa laporan tersebut bukan disebabkan oleh kesalahan proses produksi maupun pengolahan di dapur. Semua bahan baku yang digunakan adalah bahan segar dan berkualitas, sudah melalui pengecekan ahli gizi, serta dimasak dengan standar kebersihan yang ketat. Bahkan, air yang digunakan untuk memasak adalah air galon murni (bukan isi ulang), demi menjaga kualitas dan sterilisasi bahan,” tegasnya.
Ahmad menjelaskan, persoalan yang muncul murni disebabkan faktor teknis saat proses pemorsian. Kuah mie yang masih dalam keadaan panas langsung dimasukkan ke dalam wadah tertutup (tray), sehingga menimbulkan embun dan mempercepat perubahan aroma.
Sementara itu, menu ayam yang sempat dianggap bermasalah sejatinya aman dikonsumsi. Busa yang terlihat pada sebagian ayam merupakan reaksi alami kuah panas saat diporsikan, bukan tanda makanan basi atau rusak.
Hanya Terjadi di Dua Sekolah
Berdasarkan penelusuran lapangan, temuan kuah bermasalah hanya terjadi di dua sekolah dari total 25 sekolah penerima manfaat MBG, yakni TK PGRI Pakijangan dan SDN Wonorejo 5.
• Di SDN Wonorejo 5, guru menemukan sekitar sembilan wadah kuah mie yang tercium bau sebelum dibagikan ke siswa. Laporan segera diterima pihak dapur, dan penggantian kuah baru langsung dilakukan di lokasi.
Di TK PGRI Pakijangan, laporan baru masuk setelah siswa pulang sekolah, sehingga pihak dapur tidak dapat langsung melakukan pengecekan maupun penggantian. Meski demikian, semua masukan dari sekolah tetap dicatat sebagai bahan evaluasi distribusi.
“Hari itu kami mendistribusikan 3.314 porsi makanan, dan hanya sembilan porsi kuah mie yang terindikasi bermasalah. Semua sudah ditangani dengan penggantian kuah baru dan tidak ada yang sampai dikonsumsi dalam kondisi tidak layak,” jelas Ahmad.
Inspeksi Dinas Kesehatan, sebagai tindak lanjut, Camat Wonorejo, Kepala Puskesmas Wonorejo, serta tim dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan melakukan inspeksi langsung ke dapur SPPG Kidul Dalem.
Hasil inspeksi menyatakan bahwa dapur beroperasi dengan kondisi aman, steril, bersih, dan layak produksi. Tim kesehatan juga menegaskan bahwa kuah mie bermasalah bukan akibat kesalahan dapur, melainkan murni faktor teknis pengemasan dalam keadaan panas, yang secara ilmiah memang dapat memicu aroma tidak sedap.
Inspeksi tersebut sekaligus memperkuat komitmen SPPG Kidul Dalem dalam menjalankan pengolahan makanan MBG sesuai standar kesehatan dan keamanan pangan.
MBG Dirasakan Manfaatnya, disisi lain, sejumlah sekolah penerima manfaat justru merasakan dampak positif dari program MBG. Salah satunya di MTsN 4 Wonorejo, guru menyebut siswa kini lebih semangat belajar karena tidak lagi berangkat sekolah dalam keadaan perut kosong.
“Banyak siswa yang sebelumnya tidak sarapan di rumah, sehingga saat belajar terlihat lesu. Dengan adanya MBG, mereka bisa sarapan bergizi di sekolah dan lebih bersemangat mengikuti pelajaran,” ungkap salah satu guru.
Komitmen Perbaikan, Ahmad menegaskan bahwa dapur SPPG Kidul Dalem selalu terbuka menerima kritik dan saran dari sekolah maupun wali murid, Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas layanan, memperketat pengawasan teknis distribusi, dan memastikan setiap anak penerima manfaat MBG mendapatkan makanan yang aman, sehat, dan bergizi sesuai harapan pemerintah,” tutup Ahmad.
Dengan adanya klarifikasi ini, pihak dapur berharap masyarakat tetap percaya bahwa program MBG dikelola secara profesional dan bertanggung jawab. Temuan kecil di lapangan akan selalu menjadi catatan perbaikan, tanpa mengurangi keyakinan bahwa dapur SPPG Kidul Dalem senantiasa menjaga kualitas dan keamanan ribuan porsi makanan setiap harinya. (Red)






