Kerja Sama Desa Wonosalam dengan UPN Jatim dalam Mitigasi Stunting berbasis Aplikasi Media Digital

  • Whatsapp

Jombang,AnkasaPost.Id-Kesehatan balita terhindar dari stunting menjadi kunci menuju Generasi Indonesia Emas. Generasi muda yang tumbuh sehat, kuat, dan cerdas diharapkan mampu bersaing di kancah nasional maupun internasional. Oleh sebab itu, generasi muda ke depan haruslah terbebas dari stunting. WHO menyatakan bahwa stunting adalah pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang/tinggi badan menurut usia yang kurang dari -2 standar deviasi (SD) pada kurva pertumbuhan WHO yang terjadi dikarenakan kondisi irreversibel akibat asupan nutrisi yang tidak adekuat dan/atau infeksi berulang/kronis yang terjadi dalam 1000 HPK.

Pada Jumat 12 Juli 2024, Tim Pengabdian masyarakat UPN Veteran Jatim yang terdiri atas beberapa dosen dan mahasiswa, bekerja sama dengan desa Wonosalam Jombang untuk meningkatkan Kualitas Kesehatan Masyarakat melalui Mitigasi Stunting berbasis Aplikasi Media Digital Antropometri dan Intervensi Spesifik. Warga wonosalam yang terlibat sebagai peserta adalah pasangan muda maupun ibu-ibu hamil dan menyusui.

Bacaan Lainnya

Sukirmiyadi, ketua tim kegiatan Pengabdian masyarakat UPN Veteran Jatim tersebut, menyebutkan bahwa, “Mitigasi dapat diartikan sebagai serangkaian upaya tindak lanjut untuk mengurangi, mencegah, atau menghilangkan risiko suatu hal yang berdampak pada kerugian masyarakat dengan melakukan kesiapan, penyadaran, dan perencanaan penanggulangan. Stunting menjadi isu nasional yang harus segera diselesaikan. Daerah-daerah yang mengalami kenaikan angka stunting harus segera dilakukan upaya-upaya untuk menurunkannya. Sementara itu, daerah yang belum ada stunting diperlukan upaya-upaya agar tidak muncul stunting di daerah tersebut.”

Sebagai upaya mitigasi stunting, perlu dilakukan intervensi spesifik. Intervensi spesifik pada kegiatan UPN Mengabdi ini akan difokuskan pada Pemantauan Pertumbuhan Balita. Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keselur n, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.

Untuk memantau pertumbuhan anak harus diperhatikan pula status gizi anak. Status gizi anak adalah salah satu tolak ukur penilaian tercukupinya kebutuhan asupan gizi harian serta penggunaan zat gizi tersebut oleh tubuh. Jika asupan nutrisi anak senantiasa terpenuhi dan digunakan seoptimal mungkin, tentu tumbuh kembangnya akan optimal. Namun jika sebaliknya, status gizi anak bisa saja bermasalah sehingga memengaruhi perkembangannya hingga dewasa kelak. Nah, berikut penjelasan lengkapnya seputar cara menghitung status gizi anak.

Berikutnya, di era digitalisasi saat ini perlu aplikasi media digital antropometri sebagai alat ukur untuk membantu memantau pertumbuhan balita. Aplikasi media digital antropometri yaitu alat ukur pertumbuhan balita yang akurat, presisi, mudah digunakan, dan terintegrasi dengan sistem informasi atau aplikasi mobile yang dapat mempermudah dalam proses pemantauan, penilaian status gizi, dan tren pertumbuhan anak. Aplikasi monitoring perkembangan status gizi anak dan balita berbasis media digital antropometri berfungsi untuk memonitor status gizi dan kesehatan bayi dan balita berisi kalkulator berat tinggi potensi genetik, berat badan ideal, mailstone dan redflag, dan penilaian stauts gizi. Dalam hal ini, tim PKM akan memberikan software/aplikasi digital antropometri kemudian melakukan transfer ipnteks kepada mitra untuk pelatihan dan pendampingan dalam pemanfaatannya.

Parameter yang biasa digunakan dalam pengukuran antropometri di antaranya: a) Umur, b) Berat badan, c) Tinggi badan. Kelebihan antropometri adalah: a) Prosedurnya aman, sederhana, dan dapat mencakup jumlah sampel yang besar, b) media yang efektif, c) Tidak membutuhkan tenaga ahli dan bisa digunakan oleh kader posyandu, d) Metodenya tepat dan akurat, e) Dapat mendeteksi riwayat gizi seseorang di masa lampau dan dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu Gibney, 2009; Supariasa, 2016).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *