Surabaya,Ankasapost.id_Pada 1 Agustus 2024, Tim pengabdian masyarakat UPN Veteran Jatim yang melibatkan beberapa dosen dan mahasiswa, bekerja sama dengan warga Purimas dalam Meningkatkan Kesehatan Reproduksi dan Seksual Remaja melalui Aplikasi Digital berbasis Android.
Ika Korika Swasti, ketua Tim pengabdian masyarakat UPN Veteran Jatim menjelaskan, bahwa “Program kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan untuk mencapai tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) nomor tiga (3) yaitu mewujudkan kehidupan sehat dan sejahtera. Dengan terwujudnya masyarakat yang sehat maka diharapkan terwujud pula masyarakat yang sejahtera.”
Pertumbuhan pada masa remaja mengalami beragam perubahan. Contohnya saja pada perempuan mulai tumbuh payudara, menstruasi, bulu di ketiak dan vagina, pinggul melebar, dan perubahan tubuh lainnya. Sementara pada laki-laki mulai tumbuh jakun, bulu di ketiak dan penis, suara memberat, dan perubahan fisik lainnya. Bahkan tak hanya mengalami perubahan fisik saja, cara berpikir pun juga ikut berubah. Para remaja akan mulai mencoba-coba sesuatu yang terlihat menarik. Terkadang kerap kali tidak memikirkan konsekuensi yang akan diterima dari perbuatan yang dilakukan. Misalnya mencoba rokok, obat-obatan terlarang, seks yang tidak aman, dan lain sebagainya. Para orang tua sangat penting untuk memberikan pendampingan dalam masa pertumbuhan buah hatinya.
Kesehatan para remaja perlu diperhatikan betul, baik kesehatan secara fisik maupun psikis. Pengetahuan mengenai kesehatan seksual dan reproduksi harus dipahami betul oleh para remaja. Perlu diketahui pula, bahwa remaja khususnya remaja putri, mempunyai kebutuhan untuk meningkatkan status kesehatan dalam memasuki usia perkawinan dan persiapan persalinan. Sebelum itu, mereka perlu menjaga dan meningkatkan kesehatan baik kesehatan reproduksi maupun kesehatan seksual.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, diamanahkan bahwa setiap orang berhak memperoleh informasi, edukasi dan konseling mengenai keseahtan reproduksi yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan. Selanjutnya menurut Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi telah memasukkan kesehatan remaja sebagai salah satu jenis layanan yang merupakan suatu dan atau serangkai
kegiatan yang ditujukan kepada remaja dalam menjaga kesehatan reproduksi. Sehingga
pemberian informasi, edukasi, dan konseling bagi Remaja tentang kesehatan reproduksi
merupakan salah satu layanan yang diperlukan untuk memenuhi hak mereka dan
meningkatkan pengetahuan serta keterampilan untuk menjalani hidup selanjutnya (perpustakaan.kemkes.go.id, 2022).
Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan RemajaTahun 2017 diketahui, bahwa hanya 48,6% remajalaki-laki di Indonesia berumur 15 hingga 19 tahun, serta 50,5% remaja perempuan di Indonesia berumur 15 hingga 19 tahun yang mengetahui bahwa perempuan bisa hamil dengan hanya sekali melakukan hubungan intim atau seksual (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, 2018). Oleh sebab itu, hal ini menjadi alasan dilakukannya kegiatan peningatan Kesehatan Reproduksi dan Seksual Remaja melalui Aplikasi Digital berbasis Android dan Pembagian Sanitary Kit di Kelurahan Gununganyar Kota Surabaya Jawa Timur.
Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa yang berusia antara 12–21 tahun. Di masa ini mereka sedang mengalami perkembangan fisik, psikologis, dan sosial. Perkembangan fisik ditandai dengan matangnya organ-organ tubuh dan berfungsinya fungsi sekunder dari organ reproduksi. Secara psikologis, mereka mudah tersinggung, emosi yang meluapluap, pemberontak, suka menyendiri, sikapnya tidak menentu, dan cenderung meniru penampilan orang lain atau tokoh idolanya. Mereka juga sibuk mencari jati diri dan senang bereksperimen alias coba-coba. Secara sosial ditandai dengan semakin berkurangnya ketergantungan dengan orang tua sehingga remaja biasanya akan semakin mengenal komunitas luar dengan jalan interaksi sosial yang dilakukan di sekolah, pergaulan dengan teman sebayanya maupun masyarakat luar. Pada masa ini pula, ketertarikan dengan lawan jenis mulai muncul dan berkembang. Ini terbukti dengan banyaknya remaja yang berpacaran, yang berarti mencari teman dekat dan di dalamnya terdapat hubungan komunikasi dengan pasangan, membangun kedekatan emosi, dan proses pendewasan (Dispendukcapil Pemkot Surabaya, 2023).